Indonesia Masih Kekurangan Entrepreneur
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyatakan bahwa jumlah Entrepreneur di Indonesia masih sangat sedikit, yaitu 1,65% dari total populasi Indonesia. Padahal idealnya untuk menjadi negara maju harus memiliki minimal 2% dari total populasi.
Berdasarkan data kependudukan tahun 2015, penduduk Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 255.933.674 jiwa. Jika dikalkulasikan dengan keperluan minimum jumlah Entrepreneur ( 0,35% x 255.933.674 = 895.767 Entrepreneur ). Tuh kan masih buanyak lowongan.
lebih lanjut, Jika dibandingkan dengan negara lain jumlah Entrepreneur kita masih jauh dari kata cukup. Singapura memiliki rasio entrepreneur 7,2%, Jepang dengan rasio hampir 10%, sedangkan Amerika sudah memiliki 12%.
Ya, meskipun pemerintah sudah sering berkoar-koar tentang upaya-nya membentuk entrepreneur-entrepreneur baru, namun kenyataan dilapangan seakan berbanding terbalik. Pertumbuhan jumlah Entrepreneur tetap saja masih sangat kecil.
Lalu apa yang sebenarnya menjadi hambatan? berikut Saya coba lampirkan hasil investigasi dari data searching google. ^_^
Akibatnya budaya ber-Entrepreneur belum didampingi dengan pengetahuan memadai, sehingga lulusan sekolah bahkan untuk sekelas lulusan S-1 pun belum memiliki cukup mental untuk membuka usaha sendiri. Yang ada mereka saling berebut mencari pekerjaan di kota-kota besar. Ironisnya, lowongan pekerjaan yang dicari sudah sulit didapat.
Tidak mengherankan kalau pada akhirnya para calon Entrepreneur banyak yang cepat gagal lalu menghilang. Baca juga Kata Kata Motivasi jika diperlukan.
Sekiranya takut berhutang, maka buatlah kerjasama yang saling menguntungkan dengan banyak pihak (Pemilik barang, Calon pembeli). Buat Bos pemilik barang mau menitipkan barangnya secara gratis untuk kita jualkan terlebih dahulu, nanti tiap bulan baru bagi-bagi keuntungan.
Khusus untuk calon pembeli, sementara carilah yang bisa membayar cash supaya tidak terjadi pembengkakan biaya. istilah gampangannya menjadi seorang 'dropshiper' (pihak ketiga yang mengiklankan produk orang lain untuk dicarikan calon pembeli).
Ciptakan inovasi, buat sesuatu yang baru. Apalagi jika ditunjang dengan pemilihan tempat yang tepat juga target pasar jelas Insya Alloh lambat laun usaha tersebut akan terus berkembang.
Sekiranya punya modal lebih, tidak ada salahnya mengikuti seminar/training Entrepreneur. Atau kalau ingin yang gratisan, balik lagi searching google. Yang jelas, kalau kita memaksakan sesuatu tanpa tau ilmu, ibaratnya seperti berjalan di kegelapan malam tanpa ada cahaya bulan. Poek luur ....
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya sharing, tapi kalau tulisannya terlalu panjang takutnya pembaca bosan. Semoga artikel ini cukup memberikan semangat para pemuda-pemudi Indonesia untuk mau berjalan keluar kotak (pegawai) dan berubah haluan menjadi Entrepreneur. Lain waktu akan saya tuliskan artikel baru khususnya mengenai tips membuka usaha.
lebih lanjut, Jika dibandingkan dengan negara lain jumlah Entrepreneur kita masih jauh dari kata cukup. Singapura memiliki rasio entrepreneur 7,2%, Jepang dengan rasio hampir 10%, sedangkan Amerika sudah memiliki 12%.
Ya, meskipun pemerintah sudah sering berkoar-koar tentang upaya-nya membentuk entrepreneur-entrepreneur baru, namun kenyataan dilapangan seakan berbanding terbalik. Pertumbuhan jumlah Entrepreneur tetap saja masih sangat kecil.
Lalu apa yang sebenarnya menjadi hambatan? berikut Saya coba lampirkan hasil investigasi dari data searching google. ^_^
Hambatan bagi Calon Entreprenuer
1. Sistem Pendidikan Tidak Mendukung
Bpk. Bambang Wibawarta selaku Wakil Rektor UI (Universitas Indonesia) membenarkan bahwa sistem pendidikan di indonesia kurang berhasil menanamkan kesadaran berwirausaha/Entrepreneur. Kurikulum 2013 yang dirancang-pun tidak memasukkan materi kewirausahaan secara terpadu.Akibatnya budaya ber-Entrepreneur belum didampingi dengan pengetahuan memadai, sehingga lulusan sekolah bahkan untuk sekelas lulusan S-1 pun belum memiliki cukup mental untuk membuka usaha sendiri. Yang ada mereka saling berebut mencari pekerjaan di kota-kota besar. Ironisnya, lowongan pekerjaan yang dicari sudah sulit didapat.
2. Entrepreneur pemula ingin 'terlalu' cepat sukses
Entrepreneur pemula harusnya tahan banting, tidak cepat menyerah, bisa terus fokus terhadap proses. Mengutip perkataan Bpk. Dahlan Iskan, "penyakit-nya entrepreneur adalah ingin mensukseskan usahanya secara instan. Padahal jika usaha itu terlalu cepat naik, maka akan cepat jatuh juga dengan rasa sakit saat dipertemukan dengan permasalahan"Tidak mengherankan kalau pada akhirnya para calon Entrepreneur banyak yang cepat gagal lalu menghilang. Baca juga Kata Kata Motivasi jika diperlukan.
3. Tidak adanya modal
Ini dia akar permasalahan yang paling sering dijadikan alasan. 'Ngga ada modal mas broo'. Padahal sudah banyak bantuan modal yang disediakan oleh pemerintah melalui bank konvensional, bahkan ada juga program yang namanya KTA (Kredit tanpa Agunan).Sekiranya takut berhutang, maka buatlah kerjasama yang saling menguntungkan dengan banyak pihak (Pemilik barang, Calon pembeli). Buat Bos pemilik barang mau menitipkan barangnya secara gratis untuk kita jualkan terlebih dahulu, nanti tiap bulan baru bagi-bagi keuntungan.
Khusus untuk calon pembeli, sementara carilah yang bisa membayar cash supaya tidak terjadi pembengkakan biaya. istilah gampangannya menjadi seorang 'dropshiper' (pihak ketiga yang mengiklankan produk orang lain untuk dicarikan calon pembeli).
4. Minim Inovasi
Seorang Entrepreneur haruslah pandai melihat peluang serta mampu menciptakan inovasi mengikuti perkembangan zaman. Tidak melulu bisnis 'ikut-ikuta-an' hanya karna melihat seseorang sukses dengan bisnis A, seketika ingin ikut-ikutan berbisnis A dan sukses secara instan. Sabaarr....Ciptakan inovasi, buat sesuatu yang baru. Apalagi jika ditunjang dengan pemilihan tempat yang tepat juga target pasar jelas Insya Alloh lambat laun usaha tersebut akan terus berkembang.
5. Kurangnya pengetahuan
Dari sekian banyak hambatan yang diterima calon Entrepreneur, Saya berkeyakinan 'Kurangnya pengetahuan' adalah inti dari seluruh permasalahan. Maka sebelum benar-benar terjun ke dunia Entrepreneur, pelajari dulu ilmunya. Tidak boleh grasak-grusuk alias asal-asalan.Sekiranya punya modal lebih, tidak ada salahnya mengikuti seminar/training Entrepreneur. Atau kalau ingin yang gratisan, balik lagi searching google. Yang jelas, kalau kita memaksakan sesuatu tanpa tau ilmu, ibaratnya seperti berjalan di kegelapan malam tanpa ada cahaya bulan. Poek luur ....
Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya sharing, tapi kalau tulisannya terlalu panjang takutnya pembaca bosan. Semoga artikel ini cukup memberikan semangat para pemuda-pemudi Indonesia untuk mau berjalan keluar kotak (pegawai) dan berubah haluan menjadi Entrepreneur. Lain waktu akan saya tuliskan artikel baru khususnya mengenai tips membuka usaha.
0 komentar:
Posting Komentar